Sejarah Jembatan Suramadu

                                Jembatan Suramadu


Jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, yang menjadikannya salah satu ikon Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Timur. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rabu, 10 Juni 2009.Jembatan Suramadu memiliki panjang 5.438 m dan menghubungkan pulau Jawa (di Surabaya) dan pulau Madura (di Bangkalan).
PERTUMBUHAN ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah. Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah satu propinsi dengan kerapatan penduduk yang padat. Sebagai pintu gerbang Indonesia Timur, Jawa Timur juga memegang kunci penting laju industri dan perdagangan, maka tak dapat ditolak jika jalur transportasi menjadi bagian penting laju roda industri.
Sementara di sisi lain, Pulau Madura yang menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur, mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju pertumbuhan ekonomi lambat dan income perkapita tertinggal. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat membuat pembangunan jembatan Suramadu dinilai penting sebagai pembuka awal. Dengan Jembatan Suramadu , yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, bersaing dengan daerah-daerah lain. Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional.

PERENCANAAN RANCANGAN
Pekerjaan desain dan perencanaan Jembatan Suramadu pertama kali dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 1993. Secara umum desain awal Jembatan Suramadu saat itu menggunakan pre-stressed box girder dengan bentang maksimum 150 meter. Memasuki wilayah lebih detil, panjang jembatan direncanakan sepanjang 5.438 meter. Lebar jembatan direncanakan 2 x 10.75 meter yang terdiri atas 2 x 2 x 3,5 meter lajur kendaraan dan 2 x 2 meter lajur darurat. Ruang bebas bagi alur pelayaran yang diakomodasi oleh bentangan jembatan adalah 150 x 35 meter.
Sistem struktur jembatan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Causeway, Approach Bridge dan Main Bridge untuk mengakomodasi kebutuhan alur pelayaran di Selat Madura. Bagian Causeway menggunakan struktur atas Pre-Cast Pre-Stress U-Girder dengan bentang 35 meter, pondasi tiang pancang baja diameter 60 cm. di sisi Surabaya panjang total causeway adalah 1.400 meter, sedangkan pada sisi Madura 1.840 meter.
Struktur atas Approach brige menggunakan Cast-in-Situ Box Girder dengan bentang 70 meter. Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang baja dengan diameter 100 cm. Jembatan utama yang direncanakan untuk mengakomodasi alur pelayaran di Selat Madura memiliki konfigurasi 110+150+110m dengan tipe struktur atas balance cantilever box girder. Pondasi jembatan utama direncanakan menggunakan tiang pancang baja dengan diameter 100 cm. 


 TITIK ALTERNATIF
Terpilih Titik Alternatif ke-3
Kita mungkin sering mendengar, mengapa Jembatan Suramadu dibangun di daerah Kenjeran Surabaya? Bukan di Perak, Sukolilo, atau Gresik? Dari hasil studi dan kajian yang dilakukan oleh BPPT pada saat studi awal, terdapat 4 pilihan lokasi Jembatan Suramadu, yaitu
Dan akhirnya yang terpilih adalah alternatif 3, Kenjeran - Labang. Pertimbangannya antara lain:
Lintasan kapal relatif kecil, lebih kecil dari 2000 GRT (Gross Registered Tonnase). Tidak mengganggu kebutuhan manuver kapal serta jauh dari lintasan feri. Kedalaman laut rata-rata 17 meter dan kondisi geologi memungkinkan biaya konstruksi yang lebih rendah.
Kedua ujung jembatan merupakan daerah yang relatif datar dan terbuka, tidak banyak perumahan, dan dapat terhubung langsung dengan rencana jaringan jalan tol. Hasil studi amdal menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan masih dapat dikendalikan dengan mengikuti rekomendasi RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan). Di sisi Surabaya, ujung Jembatan Suramadu berlokasi di Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran dan pada sisi Madura terletak di desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, kabupaten Bangkalan. Di sisi Surabaya, ujung jembatan terletak pada daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-3 meter di atas permukaan laut dan kemiringan 0-2%, dan kondisi lahan pasang surut.
Di sisi Madura, ujung jembatan berada pada daerah perbukitan dengan dengan ketinggian 2-17 meter di atas permukaan laut yang merupakan perbukitan dengan kemiringan 2-15%. Titik awal centerline jembatan di sisi Surabaya terletak pada koordinat 7° 12' 28,72" LS dan 112° 46' 40,47" BT dan titik awal di sisi Madura terletak pada koordinat 7° 09' 31,82" LS dan 112ยบ 46'52,10" BT. Azimuth Jembatan sebesar 3° 46' 23".



Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003. Jembatan Suramadu terdiri dari 3 bagian yaitu Jalan layang (causeway), Jembatan penghubung (approach bridge) dan Jembatan utama (main bridge). Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah Rp. 4,5 trilyun.
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Madura maupun sisi Surabaya. Sementara secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari main bridge dan approach bridge. Jembatan ini direncanakan selesai pada akhir 2008 dan dioperasikan pada pertengahan 2009.



Konstruksi
Jembatan Suramadu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga jenis jembatan dengan panjang keseluruhan sepanjang 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan.

Jalan layang
Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jalan layang ini menggunakan konstruksi penyangga PCI dengan panjang 40 meter tiap bentang yang disangga pondasi pipa baja berdiameter 60 cm.


Jembatan penghubung
Jembatan penghubung atau Approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter.
Jembatan ini menggunakan konstruksi penyangga beton kotak sepanjang 80 meter tiap bentang dengan 7 bentang tiap sisi yang ditopang pondasi penopang berdiameter 180 cm .

Jembatan utama
Jembatan utama atau Main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.
Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi selat Madura, jembatan ini memberikan ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut.



Semoga Bermamfaat..

No comments :

Post a Comment

Tinggalkan comentar anda disini